Pendidik dan peserta
didik perlu bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memnuhi
kebutuhan manusia moedern mandiri, bekerjasama, berpikir kritis, memecahkan
masalah, persaingan internasional(Globalisasi). Strategi yang dilakukan
pendidik adalah mendesain pembelajaran yang menjadikan peserta didik belajar
lebih efektif/pendalaman, peserta didik lebih kritis, peserta didik menjadi
lebih kreatif, suasana dan pengalaman belajar bervariasi, meningkatkan
kematangan emosional/sosial, produktivitas peserta didik tinggi, dan siap
menghadapi perubahan dan partisipasi dalam proses perubahan.
Ada empat macam program
utama menurut Muijs dan Reynolds (2008:186) yang terkait dengan keterampilan berpikir
yaitu :
a) Mengerjakan
sejumlah keterampilan mengatasi masalah (problem solving) kepada peserta didik;
b) Pendekatan
metakognitif mulai dari premis bahwa kinerja seseorang dapat ditingkatkan
melalui pemahaman dan kesadaran yang lebih baik tentang proses berpikir
sendiri;
c) Sebagian
pendidik percaya bahwa pembelajaran open ended dan aktif, yang didorong oleh
metode mengajar konstruktivis, sudah cukup untuk mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik;
d) Pendekatan
berpikir formal membantu peserta didik menjalani transisi antar tahap
perkembangan dengan lebih mudah.
Model dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan
materi pembelajaran dengan menggunakan fasilitas dan media pembelajaran yang
tepat intinya adalah kadar tingginya kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh
pendekatan dan model belajar mengajar yang digunakan guru apakah sudah PAKEM
atau belum.
a.
Hakikat Strategi PAKEM
Hasil-hasil
penelitian bahwa selama ini pembelajaran yang berlangsung pada sebagian sekolah
cenderung menunjukkan :
1)
Guru lebih
banyak ceramah;
2)
Media belum
dimanfaatkan;
3)
Pengelolaan
belajar cenderung klasikal dan kegiatan belajar kurang bervariasi;
4)
Tuntutan guru
terhadap hasil belajar dan produktivitas rendah;
5)
Tidak ada
pajangan hasil karya peserta didik;
6)
Guru dan buku sebagai
sumber belajar;
7)
Semua peserta
didik dianggap sama;
8)
Penilaiannya
hanya berupa test dan penulaian cenderung subjektif;
9)
Latiahan dan
tugas-tugas kuran dan tidak menantang;
10) Interaksi pembelajaran yang searah.
Pembelajaran yang
demikian ini tidak menunjukkan apapun mengenai upaya dari gurunya, hanya
menghabiskan waktu dan anggaran tanpa kemajuan yang berarti (Sagala, 2009:164).
Keadaan yang demikian ini tentu saja tidak membantu meningkatkan
kualitas pendidikan, oleh karena itu perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh
yang diperankan oleh guru sebagai pendidik. Karakteristik PAKEM tampak pada
kemampuan pendidik memahami sifat peserta didik, mengenal peserta didik secara
peorangan yang mempunyai keunikan dan potensi dirinya sendiri. Pendidik
memahami dengan betul bahasa peserta didik yang berasal dari latar belakang dan
kemampuan yang berbeda.
0 Comments