Pembelajaran sebagai
proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui
saluran/ media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media
dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum,
sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupoun penulis buku dan media.
Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan
berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa pasif.
Pembelajaran menurut keaktifaan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi subjek
pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan
siswa hanya psif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar.
Demikian pula bila pembelajarna di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan
keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan
siswa.
Proses pembelajaran
dikelas pada hakikatnya adalah proses komuikasi, baik komunikasi antara siswa
dengn guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan komunikasi antara siswa dengan
lingkungan belajar. Namun belum tentu proses komunikasi yang terjadi bisa
berlangsung efektif. Komunikasi dikatakan berjalan efektif apabila terdapat
pemahaman yang sama terhadap sebuah informasi antara sumber pesan dengn
penerima pesan. Selanjutnya akan terjadi umpan balik atau komunikasi dua arah
apabila penerima pesan bisa berubah fungsi menjadi sumber pesan.
Dalam proses
pembelajaran di kelas, isi pesan berupa bahan ajar yang tertuang dalam
kurikulum. Sumber pesan adalah guru, buku jar, sesama siswa, bahkan lingkungan
belajar. Sedangkan penerima pesan adalah siswa. Pesan, sumber pesan,
saluran/media, dan penerima pesan adalah komponen-komponen dalam proses
komunikasi.
Isi pesan yang berupa bahan ajar,
disampaikan guru melalui simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal berupa
kata-kata atau tulisan, maupun simbol non-verbal atau visual. Arif
mengungkapkan bahwa proses penuangan pesan kedalam simbol-simbol disebut
encoding. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan simbol-simbol komunikasi
tersebut sehingga diperoleh pesan. Proses penafsiran simbol-simbol tersebut
disebut decoding.
Sering terjadi, pesan
yang disampaikan tidak bisa diterima dengan utuh oleh penerima pesan. Hal ini
terkait dengan adanya hambatan-hambatan yang terjadi pada proses komunikasi
yang berjalan yang dikenal dengan istilah barriers atau noises. Beberapa hal
yang bisa menjadi penghambat efektifnya komunikasi diantaranya bisa berupa
hambatan sikologis, seperti minat, sikap, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan
dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, cacat tubuh.
Berkaitan hal ini, Arsyad menyarankan
agar guru merancang proses pembelajaran yang melibatkan semua indera. Guru
berupaya untuk menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai
indera. Semakin banyak indera yang terlibat, semakin besar kemungkinan
informasi yang disampaikan bisa dimengerti siswa. Disinilah peran media
pembelajaran sebagaisalah satu sumber belajar akan mampu mengatasi noises dalam
proses komunikasi dalam pembelajaran. Hal ini juga disampaikan Levie dalam
Arsyad tentang banyaknya hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa stimulus
visual mampu memberikan hasil belajar yang lebih baik dari stimulus verbal.
Menurut wikipedia,
pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Defenisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat
perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah
teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.
0 Comments