Istilah logika untuk pertama
kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium (334 SM - 226 SM) pelopor Kaum Stoa.
Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua
orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Porohyus (232 – 305) membuat
suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku
Aristoteles.
Boethius (480 - 524) menerjemahkan Eisagoge
Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya. Johanes
Damascenus (674 – 749 )menerbitkan Fons Scienteae.
Abad pertengahan dan logika modern
Pada abad 9 hingga abad 15,
buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh
Porphyus dan karya Boethius masih digunakan. Thomas Aquinas 1224 -1274dan
kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.
Lahirlah logika modern dengan
tokoh-tokoh seperti:
- Petrus Hispanus (1210 - 1278)
- Roger Bacon (1214-1292)
- Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
- William Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan dan penggunaan
logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679)
dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay
Concerning Human Understanding
Francis Bacon (1561 - 1626)
mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum
Scientiarum.
J.S. Mills (1806 - 1873)
melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System
of Logic
Lalu logika diperkaya dengan
hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
- Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
- George Boole (1815-1864)
- John Venn (1834-1923)
- Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914),
seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins
University ,melengkapi
logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's
Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general
theory of signs)
Puncak kejayaan logika simbolik
terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga
jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan
Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970). Logika simbolik lalu diteruskan
oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978),
dan lain-lain.
Logika sebagai matematika murni
Logika masuk kedalam kategori matematika murni
karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah
pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau
simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematisasi dikenalkan
oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar
200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Puncak logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913
dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya
bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel
(1872 - 1970).
Kegunaan logika :
- Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
- Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
- Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
- Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
- Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
- Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
- Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
- Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
0 Comments