Artikel

6/recent/ticker-posts

Guru Sebagai Motivator


Sebagai seorang siswa rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain bisa muncul setiap saat.    Disinilah unsur Pendidik sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun.    Pendidik seolah sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya, yaitu :


  • Bersikap terbuka, artinya bahwa seorang  harus dapat mendorong siswanya agar berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif.     juga harus bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan tiap siswanya.    Dalam batas tertentu,  berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni dengan menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa
  • Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal.    Maksudnya bahwa dalam proses penemuan bakat terkadang tidak secepat yang dibayangkan.    Harus disesuaikan dengan karakter bawaan setiap siswa. Bakat diibaratkan seperti tanaman.     Karena dalam mengembangkan bakat siswa diperlukan “pupuk” layaknya tanaman yang harus dirawat dengan telaten, sabar dan penuh perhatian.    Dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap siswa guna mengembangkan bakatnya tersebut sehingga dapat meraih prestasi yang membanggakan.    Ini berguna untuk membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan.
  • Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas.     Hal ini dapat ditunjukkan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari  itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya.

Give and Give
Kita semua terbiasa dengan konsep kalimat take and give, dimana kita akan memberi ketika kita sudah mendapatkannya.   Ketika kita memperoleh sesuatu, kita pun suatu saat harus merelakan memberikan sesuatu terhadap apa yang sudah kita keluarkan.    Pernahkah kita berpikir untuk membalik konsep tersebut?  Sekilas memang nampak aneh terdengarnya, tetapi sudah banyak orang yang melakukan ini.
Seiring dengan ide itu, sosok  merupakan peran sentral dalam dunia pendidikan.    Korelasi antara konsep  give and give dapat diibaratkan seorang  yang menjalankan tugasnya dengan selalu memberikan pengajaran yang terbaik tanpa mengharapkan balasan.   Ia selalu memberikan potensi dirinya dan mendedikasikan untuk mengajar dengan penuh hati, tulus, ikhlas serta memberikan kejutan menggembirakan untuk siswa-siswanya.   Ini seperti teori kekekalan energi bahwa energi yang ada di alam ini tidak akan hilang, melainkan hanya berubah bentuk.    Bila seseorang memberikan suatu kebajikan dengan ikhlas, seiring dengan berjalannya waktu, ia akan dengan sendirinya memperoleh penggantinya baik itu berupa materi ataupun kepuasan batin.    Begitu besar manfaat bila kita bisa memberi dengan ikhlas, apapun bentuknya.   Ternyata, alam memiliki mekanisme sendiri untuk mengembalikan pemberian tersebut.
Dengan membiasakan pola pikir give and give, kita akan terbiasa untuk berbagi kepada orang lain.     Baik itu perhatian, spirit, doa, materi, tenaga, atau apa pun kepada orang yang membutuhkan.    Selain orang yang kita bantu akan merasa senang, kita pun pasti akan merasa happy.

Post a Comment

0 Comments