Artikel

6/recent/ticker-posts

Hambatan dan Kesulitan Dalam Memecahkan Masalah



Pembelajaran dengan problem solving mungkin merupakan strategi, model, atau pendekatan yang baru bagi beberapa rekan guru. Hal ini tentu menimbulkan beberapa kesulitan dalam impletentasinya. Berikut ini beberapa saran yang berkaitan dengan hambatan dan kesalahan dalam memecahkan masalah.


  1. Kenalilah kebiasaan umum yang menghambat pemecahan masalah atau kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam usaha memecahkan masalah.
  2. Setelah kita mengetahui sumber-sumber ketidakmampuan memecahkan masalah seperti di atas, maka kita perlu mengindentifikasi kesalahan atau hambatan apa saja yang sering dilakukan oleh siswa kita.
  3. Beri contoh kepada siswa tentang kesalahan atau hambatan memecahkan masalah. Ini akan sangat baik bila dilakukan berangkat dari jawaban siswa sendiri. Setiap siswa gagal menyelesaikan suatu masalah, upayakan untuk sama-sama mempelajari dimana letak kegagalannya dan bagaimana langkah perbaikan yang perlu dilakukan.
  4. Arahkan siswa untuk berpikir sebelum bertindak, termasuk memahami masalah sejelas-jelasnya.



Selanjutnya, untuk menambah wawasan tentang kesalahan dan hambatan yang sering muncul dalam memecahkan masalah, berikut ini daftar yang disadur dari buku tulisan Arthur Whimbey dan Jack Lochhead tahun 1999 yang berjudul “Problem solving and Comprehension”.

1.       Ketidakcermatan dalam  membaca.

a.        Membaca  soal tanpa perhatian  yang kuat pada  makna/pengertiannya.

b.       Mengabaikan satu  atau  lebih  kata  yang kurang familiar.

c.        Mengabaikan satu  atau  lebih fakta  atau  ide.

d.       Tidak membaca  kembali bagian  yang sulit.

e.        Memulai menyelesaikan soal sebelum  membaca lengkap  soal tersebut.


2.       Ketidakcermatan dalam  berpikir.

a.        Mengabaikan akurasi (mendahulukan kecepatan).

b.       Mengabaikan  kecermatan penggunaan beberapa operasi.

c.        Mengartikan  kata atau  melakukan operasi secara  tidak konsisten.

d.       Tidak memeriksa  rumus atau prosedur  saat  merasa ada  yang tidak benar.

e.        Bekerja  terlalu  cepat.

f.        Mengambil kesimpulan di pertengahan jalan tanpa pemikiran yang matang.

3.       Kelemahan dalam  analisis masalah.

a.        Gagal membedah masalah kompleks menjadi bagian-bagian atau gagal menggunakan bagian-bagian masalah untuk memahami masalah secara keseluruhan.

b.     Tidak menggunakan pengetahuan atau konsep utama untuk mencoba memahami ide-ide yang kurang jelas.

c.        Tidak menggunakan kamus atau sumber lainnya saat diperlukan untuk mamahami masalah.

d.       Tidak secara aktif mengkonstruksi ide atau gagasan di atas kertas (bila coret-coretan di atas kertas dapat membantu memahami masalahnya).

4.       Kekuranggigihan.

a.        Tidak percaya  diri atau  menganggap  enteng masalah.

b.   Memilih jawaban berdasarkan intuisi belaka (menggunakan perasaan dalam mencoba menebak jawaban).

c.        Menyelesaikan masalah hanya  secara  teknis belaka  tanpa pemikiran.

d.       Berpikir nalar hanya pada bagian kecil masalah, menyerah, lalu melompat pada kesimpulan.


Menggunakan pendekatan “sekali tembak” dalam menyelesaikan masalah, dan bila tidak berhasil lalu menyerah.

Post a Comment

0 Comments