Artikel

6/recent/ticker-posts

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pendekatan Think Pair Share



Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif yang dipergunakan guru dalam mengajar, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan think pair share. Model pembelajaran yang monoton dapat mengurangi motivasi siswa untuk belajar, karena siswa merasa jenuh dengan model pembelajaran yang sama secara terus menerus diberikan guru. Keluhan guru matematika dibeberapa sekolah pada umumnya adalah sikap siswa yang kurang aktif mengikuti penyajian materi matematika. Jika hal ini yang terjadi maka dengan sendirinya hasil belajarnya  dapat menurun.   
Pembelajaran mengandung makna ada siswa yang belajar dan ada guru yang mengajar, keduanya melalui proses dan membutuhkan waktu  yang panjang. Slameto (1988:2) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.  Hilgard dan Bower dalam Purwanto (2004:3) menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu. Menurut Suparno (2001:64) belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari pengalaman baik alami maupun manusiawi. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang mengabitkan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang diperoleh melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya, terutama dengan guru yang mengajarkan materi pelajaran. Jadi belajar matematika menunjukkan adanya perubahan tingkah laku siswa yang menyebabkan bertambahnya pengetahuan siswa dalam matematika. Smith dalam Sanjaya (2006:74) mengatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan (teaching imparting knowledge or skill). Sedangkan  Usman (1993:6) mengatakan bahwa mengajar adalah merupakan usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan siswa dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Mengajar pada dasarnya adalah pengorganisasian sejumlah konsep yang diberikankepada siswa, sehingga terjadi penambahan pengetahuan dan keterampilan terhadap diri siswa setelah mendapat penyajian materi dari gurunya. Guru mengajarkan materi dengan satu harapan agar materi yang disajikan dapat dipahami siswa, sehingga ilmu pengetahuan tentang matematika siswa dapat meningkat  atau bertambah.
Prestasi Belajar Matematika
Winkel (1991:3) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dihasilkan siswa adalah perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan/pengalaman, keterampilan, nilai dan sikap. Dalam kamus Bahasa Indinesia Poerwadarminta (1983:768) prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil usaha siswa yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa. Perubahan tersebut mengakibatkan bertambahnya pengetahuan siswa. Jadi prestasi belajar matematika siswa adalah usaha positif yang dilakukannya sehingga ilmu pengetahuannya mengalami perubahan ke arah kemajuan, setelah menerima materi pelajaran dengan pendekatan struktural think pare share
Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktural Think Pair Share  
Ismail (2002:20) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang yang menggunakan adanya kerja sama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran dan siswa dibagi menjadi kelompok- kelompok kecil serta diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Suherman (2003:260) kerja kelompok (kooperatif) artinya bekerja secara bersama-sama untuk menacapai hasil yang lebih baik. Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Ibrahim (2001:6-7) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu: 1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, 2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah, bilamana, mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda, dan 4) penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.  Adapun unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepasang bersama. 2) siswa bertanggung jawab bersama atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknyamemiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi tugas dan dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya, 5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepimimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, 7) siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditngani dalam kelompok kooperatif (Ibrahim, 2001:6) lebih lanjut (Ibrahim, 2001:7-9) mengemukakan bahwa tujuan dalam pembelajaran kooperatif berkaitan dengan: 1) hasil belajar akademik yaitu bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, 2) penerimaan terhadap perbedaan individu yaitu memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif belajar untuk menghargai satu sama lain, 3) pengembangan keterampilan social yaitu untuk mengerjakan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Post a Comment

0 Comments