UNESCO menyebutkan bahwa Dunia
Eropa/Barat dari dulu sampai dengan sekarang sepertinya mengklaim bahwa Gudang
Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Eropa/Barat, padahal sejatinya asal
Gudang Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Timur Tengah yaitu Mesopotamia
yang menjadi peradaban tertua di dunia. Dan sumbangan pertama kepada matematika
dan astronomi yang diberikan oleh orang-orang Arab adalah pemerkenalan mereka
atas sistem bilangan untuk menggantikan penghitungan dengan menggunakan
alfabet, yang umum dilakukan di waktu itu. Dan mereka itu sendiri mempelajari
ilmu tersebut dari India dan mengadopsinya, India itu sendiri memiliki beberapa
bentuk angka, dan orang-orang Arab lebih memilih dua macam, yang pertamaa
dikenal dengan sebutan “angka India” yang digunakan hampir di semua
negeri-negeri Arab, yang kedua dikenal dengan nama “angka” Ghubariya
atau angka-angka debu (1,2,3,4,5 dan seterusnya), angka-angka ini disebut
”angka debu” karena berasal dari debu yang dipercikan orang-orang India ke atas
papan kayu sebelum mereka menuliskan angka-angka padanya.
Sistem angka itu sendiri mulai
diperkenalkan ke Arab oleh sarjana India bernama Sinhid. Sistem nomor ini telah
memainkan peranan yang begitu besar dalam bidang matematik. Tanpa sistem nomor
dan angka adalah amat sukar bagi manusia untuk menentukan kuantiti yang
difikirkan atau yang diperlukan untuk penjumlahan. Dalam al-Quran banyak
ayat-ayat yang menyebut tentang bilangan angka seperti dalam surah an-Nisa
ayat-ayat 10, 11 dan 12 membicarakan tentang waris, yang artinya :
10. Sesungguhnya orang-orang yang
memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api
sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka).
11. Allah mensyari’atkan bagimu tentang
(pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama
dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan
lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika
anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua
orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan,
jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat
sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya
mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi
wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu
dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat
(banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
12. dan bagimu (suami-suami) seperdua
dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai
anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat
dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau
(dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang
kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka
Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah
dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika
seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah
dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu
saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari
kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu
lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah
dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak
memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu
sebagai) syari’at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Penyantun.(QS.
An-Nisa: 10-12)
Ayat tersebut dengan sangat
jelas menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan bilangan yang tidak akan lepas
dari ranah matematika diantaranya tentang nisf (1/2), rubu (1/4), thuluth
(1/3), sudus (1/6) dan thumun (1/8).
Masyarakat Islam melahirkan
al-Khawarizmi, dengan pandangannya dalam algebra, dan perlu diketahui
istilah-istilah matematik, logaritma telah dicipta oleh orang Barat yang tidak
lain bertujuan bagi mengenang jasa-jasa beliau. Antara buku beliau yang popular
ialah al-Ziq 1 & 2, al-Rakhamah dan al-Tarikh. Dan
yang paling popular ialah al-Jabr wa al-Muqabalah ringkasan buku lain
untuk memudahkan pedagang-pedagang membacanya.
0 Comments